Menghindari Rasa Sakit | Motivasi Level 1
Saat menjadi murid sebagian dari kita pernah merasakan hukuman. Hukuman berdiri keliling lapangan, berdiri di depan kelas, dicap sebagai pemalas, bodoh karena tidak dapat menjawab soal-soal, dan lain sebagainya.
Apakah praktik-praktik tersebut masih terjadi di kelas kita saat ini? Menurut James. Q Wilson dalam buku “The Moral Sense” menyebutkan bahwa seseorang menunjukkan perilaku tertentu karena dilatarbelakangi oleh 3 level motivasi, yaitu:
- Untuk menghindari rasa sakit atau hukuman
- Untuk mendapatkan penghargaan atau penghormatan dari orang lain
- Menghargai dirinya sendiri
Ketiga alasan level tersebut menunjukan motivasi kita dalam berperilaku.
Motivasi Perilaku Menghindari Rasa Sakit atau Hukuman
Perlu diketahui bahwa secara naluriah manusia itu cenderung menghindari rasa sakit dan hukuman. Oleh karena itu, hukuman bisa berhasil mencegah perbuatan dan perilaku buruk pada murid, namun ternyata, hukuman itu ada efek sampingnya, lho.
Rasa sakit dan hukuman cenderung akan menghasilkan emosi-emosi negatif. Hukuman dapat membuat orang merasa lelah dan letih. Karena pikiran mereka berusaha keras menghindari rasa sakit itu. Fokus pada rasa sakitnya.
Sebagai guru kita juga menghindari rasa sakit dan hukuman bukan? Nah, sebagai pendidik sebaiknya kita berhati-hati dalam menyikapi perilaku murid agar dapat menanganinya dengan tepat.
Tidak hanya solusi praktis yang sifatnya hanya sementara, namun juga menyadarkan akan akibat dari perbuatannya.
Hal ini akan membuatnya belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
Jika bapak/ibu guru melihat murid menunjukan perilaku buruk, coba lakukan 3 hal ini!
- Jangan langsung menghakimi murid, coba ajak berbicara terlebih dahulu dari hati ke hati.
- Jadilah pendengar yang baik untuk mereka, jangan menyela saat murid berbicara. Dengarkan saja hingga akhirnya murid menceritakan motivasi dan alasan melakukan perilaku buruk tersebut.
- Bimbing murid untuk memahami konsekuensi apa yang mereka dapatkan atas pilihan dan perilakunya. Murid akan sadar dengan sendirinya. Tanpa ia perlu mendapatkan hukuman dan rasa sakit.
Hukuman hanya bikin siswa menghindari rasa sakit, tidak membuat mereka berubah.
LINK VIDEO --> Menghindari Rasa Sakit
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Restitusi, Konsekuensi, dan Hukuman
Pada restitusi kita menanamkan rasa percaya memberikan ruang refleksi dan diskusi untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka Dengan memberikan ke
Pengenalan 5 Posisi Kontrol
Konsep Lima Posisi Kontrol Guru Salam dan bahagia ibu dan bapak guru, Selamat datang di modul 5 posisi kontrol. Kali ini tentang posisi kontrol guru pada materi pertama di mod
Apakah Motivasi Perilaku karena Menginginkan Hadiah dan Pujian itu Baik?
Bapak dan Ibu Guru, masih ingatkah ketika menjadi murid dulu? Kita senang dan bahagia saat Guru memberikan pujian atau hadiah. Kita dijanjikan, jika menjawab pertanyaan dengan benar,
Dipaksa Dulu, Nanti Terbiasa | Bolehkah Memaksa Murid?
Sering kali kita mendengar di masyarakat, bahwa untuk menjadi kebiasaan harus dengan dipaksa terlebih dulu. Apakah benar demikian? Artikel ini mengajak kita bersama untuk berefleksi a
40 Pertanyaan Refleksi
Melihat ke Belakang: Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang subjek ini sebelum kita mulai? Proses apa yang Anda lalui untuk menghasilkan karya ini? Apakah Anda pernah melakukan
Mengapa kurikulum perlu berubah?
Sejak merdeka, Indonesia telah menelurkan banyak kurikulum. Penulis sendiri masa SD pernah merasakan 2 kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1975 dan kurikulum 1984. Namun, Mulai dari kuriku
Bagaimana Membuat Video Otentik Untuk Pembelajaran?
Oleh: Agus Hendri, S.Pd Sebuah video instruksi yang baik adalah sebuah alat yang powerfull untuk meningkatkan belajar siswa di rumah. Video yang baik memungkinkan siswa bisa
Saya sangat setuju dengan pendekatan dengan memotivasi prilaku menghindari rasa sakit.Atau hukuman kepada siwa