Dipaksa Dulu, Nanti Terbiasa | Bolehkah Memaksa Murid?
Sering kali kita mendengar di masyarakat, bahwa untuk menjadi kebiasaan harus dengan dipaksa terlebih dulu. Apakah benar demikian? Artikel ini mengajak kita bersama untuk berefleksi apakah benar dengan dipaksa murid akan menjadi terbiasa dan muncul disiplin dalam dirinya?
Contoh kata-kata dari Seorang guru kepada Muridnya: "Kalian semua, wajib ikut renang, Anak-anak, kalian harus ikut les privat sama ibu ya, Inikan gampang, masa gitu aja nggak bisa."
Pernahkah Ibu dan Bapak Guru waktu kecil dulu mengalami dipaksa untuk melakukan suatu aktivitas? Atau mungkin sebagai guru dan orangtua pernah memaksa anak atau murid kita?
Memaksa terkadang bisa berhasil, setidaknya untuk jangka pendek. Mungkin anak pada saat itu akan melakukannya karena rasa takut.
- Perilaku tidak akan jadi kebiasaan dalam jangka panjang. Karena perilaku itu hanya akan dilakukan jika ada paksaan dari luar, karena perilaku tersebut bukan muncul dari kesadaran internal.
- Akan hilang ketertarikan bahkan muncul antipati terhadap kegiatan yang dipaksakan, misalnya anak yang dipaksa les musik, mungkin malah akan muncul antipati pada musik, bukan karena musiknya, tetapi karena pemaksaannya.
- Kemerdekaan berekspresi dan potensi anak menjadi terbatas.
Tiga dampak pemaksaan diatas, tentu saja bertolak belakang dengan perilaku disiplin yang kita harapkan.
Ki Hajar Dewantara menyiratkan bahwa disiplin yang kuat adalah syarat utama untuk mencapai kemerdekaan, dalam konteks pendidikan, untuk menciptakan murid yang merdeka diperlukan disiplin yang kuat yaitu disiplin diri, dan memiliki motivasi internal.
Sungguhpun disiplin itu bersifat 'self disciplilne' yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja, sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplikan diri kita.
Sementara merdeka menurut Ki Hajar Dewantara yaitu "tidak hanya terlepas dari perintah, akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri" dan peraturan demikian itulah harus ada didalam suasana yang merdeka.
Hal yang sama diungkapkan oleh Diane Gossen bahwa disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju kepada sesuatu tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna.
Sebagai pendidik, kita sebaiknya menerapkan cara-cara yang lebih positif ketika meminta murid melakukan sesuatu tanpa harus memaksa.
Diantaranya dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Mengajak/mendorong murid melakukan kegiatan yang membuat mereka senang.
- Membantu murid untuk menemukan inspirasinya.
- Membuka ruang dialog dengan murid.
Nah, Ibu dan Bapak Guru, sekarang mari kita refleksikan bersama:
- Apakah kita cenderung memaksa murid untuk patuh mengerjakan sesuatu?
- Atau dengan kita melakukan cara-cara lain yang membuat murid merasa senang dan dihargai dalam mengerjakan sesuatu?
- Bagaimana rasanya ketika melakukan sesuatu tanpa dipaksa?
Lalu Cara seperti apa yang ingi di praktikkan di kelas? Selamat belajar Ibu dan Bapak Guru Hebat! Salam dan Bahagia!
Kesimpulan: Ternyata, untuk terbiasa tidak perlu dipaksa.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Restitusi, Konsekuensi, dan Hukuman
Pada restitusi kita menanamkan rasa percaya memberikan ruang refleksi dan diskusi untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka Dengan memberikan ke
Pengenalan 5 Posisi Kontrol
Konsep Lima Posisi Kontrol Guru Salam dan bahagia ibu dan bapak guru, Selamat datang di modul 5 posisi kontrol. Kali ini tentang posisi kontrol guru pada materi pertama di mod
Apakah Motivasi Perilaku karena Menginginkan Hadiah dan Pujian itu Baik?
Bapak dan Ibu Guru, masih ingatkah ketika menjadi murid dulu? Kita senang dan bahagia saat Guru memberikan pujian atau hadiah. Kita dijanjikan, jika menjawab pertanyaan dengan benar,
Menghindari Rasa Sakit | Motivasi Level 1
Saat menjadi murid sebagian dari kita pernah merasakan hukuman. Hukuman berdiri keliling lapangan, berdiri di depan kelas, dicap sebagai pemalas, bodoh karena tidak dapat menjawab soa
40 Pertanyaan Refleksi
Melihat ke Belakang: Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang subjek ini sebelum kita mulai? Proses apa yang Anda lalui untuk menghasilkan karya ini? Apakah Anda pernah melakukan
Mengapa kurikulum perlu berubah?
Sejak merdeka, Indonesia telah menelurkan banyak kurikulum. Penulis sendiri masa SD pernah merasakan 2 kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1975 dan kurikulum 1984. Namun, Mulai dari kuriku
Bagaimana Membuat Video Otentik Untuk Pembelajaran?
Oleh: Agus Hendri, S.Pd Sebuah video instruksi yang baik adalah sebuah alat yang powerfull untuk meningkatkan belajar siswa di rumah. Video yang baik memungkinkan siswa bisa