Bagaimana Membuat Video Otentik Untuk Pembelajaran?
Oleh: Agus Hendri, S.Pd
Sebuah video instruksi yang baik adalah sebuah alat yang powerfull untuk meningkatkan belajar siswa di rumah. Video yang baik memungkinkan siswa bisa belajar sendiri. Saat siswa belajar sendiri, waktu luang tersebut dapat digunakan guru untuk mendukung siswa lain secara individual atau membuat video pembelajaran lain untuk keesokan harinya.
Sering terjadi, sebuah video dapat kehilangan efektifitasnya mendukung siswa belajar. Itu dikarenakan beberapa kesalahan ketika membuatnya. Penelitian menemukan salah satu penyebabnya adalah karena video yang terlalu panjang, membingungkan, atau terlalu menarik sehingga kehilangan konteks utama.
Untuk menghindari beberapa perangkap penyebab tersebut, berikut 5 tips untuk menghindarinya;
Gambar grafik: Lama perhatian waktu tonton menurut umur
- Jaga video padat, singkat dan jelas. Umur 9-12 tahun, setiap video yang ditonton hanya diselesaikan sampai 58%. Umur 12-40 tahun, hanya menyelesaikan tontonannya 20%. Oleh karena itu, pecah materi menjadi segmen pendek.
- Buatlah teks pada layar yang jelas dan ringkas. Begitu sering teks pada layar membuat siswa kewalahan membacanya karena kalimat yang banyak dan panjang. Sebagai gantinya, gunakan isyarat visual seperti panah untuk menunjukan konsep utama dan diagram untuk menerangkan ide.
- Dapat mendorong yang melihat untuk terus mendengarkan. Siswa belajar lebih sedikit ketika mereka mendengarkan secara pasif. Maka video harus dapat mendorong siswa untuk merenung dan mau mencatat hal yang penting. Periksa pemahaman siswa dengan memasukkan pertanyaan dan kuis pendek.
- Buat Video yang bisa dipindai (scannable). Atur video menjadi beberapa bab sesi. Pisahkan/beri jeda antara pembukaan, isi, dan penutup. Dengan cara itu, siswa dapat menemukan bagian yang diinginkan ketika mereka hendak mengulangi materi yang diajarkan.
- Jadilah dirimu sendiri. Siswa akan lebih terlibat jika video terasa otentik, dibuat dan disampaikan oleh gurunya sendiri. Gunakan nada biasa dan bicaralah dengan semangat. Buatlah siswa memang sedang berada di kelas mereka saat normal. (By:Agh)
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Restitusi, Konsekuensi, dan Hukuman
Pada restitusi kita menanamkan rasa percaya memberikan ruang refleksi dan diskusi untuk mereka bisa memilih solusi terbaik dalam memperbaiki masalah mereka Dengan memberikan ke
Pengenalan 5 Posisi Kontrol
Konsep Lima Posisi Kontrol Guru Salam dan bahagia ibu dan bapak guru, Selamat datang di modul 5 posisi kontrol. Kali ini tentang posisi kontrol guru pada materi pertama di mod
Apakah Motivasi Perilaku karena Menginginkan Hadiah dan Pujian itu Baik?
Bapak dan Ibu Guru, masih ingatkah ketika menjadi murid dulu? Kita senang dan bahagia saat Guru memberikan pujian atau hadiah. Kita dijanjikan, jika menjawab pertanyaan dengan benar,
Menghindari Rasa Sakit | Motivasi Level 1
Saat menjadi murid sebagian dari kita pernah merasakan hukuman. Hukuman berdiri keliling lapangan, berdiri di depan kelas, dicap sebagai pemalas, bodoh karena tidak dapat menjawab soa
Dipaksa Dulu, Nanti Terbiasa | Bolehkah Memaksa Murid?
Sering kali kita mendengar di masyarakat, bahwa untuk menjadi kebiasaan harus dengan dipaksa terlebih dulu. Apakah benar demikian? Artikel ini mengajak kita bersama untuk berefleksi a
40 Pertanyaan Refleksi
Melihat ke Belakang: Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang subjek ini sebelum kita mulai? Proses apa yang Anda lalui untuk menghasilkan karya ini? Apakah Anda pernah melakukan
Mengapa kurikulum perlu berubah?
Sejak merdeka, Indonesia telah menelurkan banyak kurikulum. Penulis sendiri masa SD pernah merasakan 2 kurikulum, yaitu kurikulum tahun 1975 dan kurikulum 1984. Namun, Mulai dari kuriku
Video di muat dengan jelas, singkat, Dan berisi materi pokok agar mudah di mengerti