Asal-usul si Ekor Panjang

Komet sudah menarik perhatian umat manusia sejak zaman dahulu. Pada tahun 1950, astronom bernama Jan Oort melakukan pengamatan terhadap komet dan menemukan bahwa meski memiliki orbit atau lintasan yang berbeda-beda, komet-komet berekor panjang tampaknya berasal dari satu area yang sama. Dari hasil perhitungan inilah, Jan Oort menyimpulkan bahwa area tersebut merupakan kolam raksasa yang menampung banyak komet. Kolam komet yang berada di area terluar tata surya itu dinamai Awan Oort.

Menurut Martin Duncan, awan Oort ditempati banyak sekali benda-benda dingin dan beku yang merupakan puing-puing sisa pembentukan planet-planet kecil yang terlempar keluar dari tata surya.

Awan Oort memiliki dua struktur utama, yaitu awan di bagian luar yang berbentuk bola dan awan di bagian dalam (disebut awan Hill) yang berbentuk donat. Komet di awan bagian luar umumnya berukuran lebih besar dari 1 km dan jarak satu sama lain agak renggang. Karena berada sangat jauh dari tata surya, pengaruh gravitasi Matahari pada komet di bagian ini sangat lemah. Bintang yang kebetulan melintas dapat dengan mudah mengubah orbit komet. Komet tersebut bisa saja hancur, masuk ke bagian dalam tata surya kita, atau justru terlontar menuju luar angkasa. Sebaliknya, awan Hill diketahui memiliki komet  lebih banyak. Komet-komet di bagian inilah yang kemudian berpindah ke bagian luar menggantikan komet-komet yang sudah tidak lagi berada di sana.

Komet berekor panjang tidak benar-benar memiliki ekor yang panjang. Nama itu mengacu pada garis lintasan komet yang sangat jauh. Salah satu contoh komet berekor panjang adalah komet Halley. Pada tahun 1986 komet ini mendekati Matahari dan terlihat dari Bumi. Komet tersebut akan kembali mendekati Matahari 75 tahun kemudian.

Sebagian orang percaya bahwa terlihatnya komet di langit merupakan suatu pertanda buruk akan terjadinya wabah penyakit, kematian, dan bencana. Dalam bahasa Jawa, komet dikenal dengan nama Lintang Kemukus atau bintang berekor. Kepercayaan tersebut berkaitan dengan legenda kerajaan Majapahit. Lintang Kemukus diyakini oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai penjelmaan keris Kyai Condong Campur dari masa kerajaan Majapahit. Setelah kalah dalam pertempuran, ia bersumpah akan kembali ke bumi setiap 500 tahun dan membawa bencana, kemudian melesat ke angkasa dan dan meninggalkan jejak cahaya terang.

Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu punya pendapat sendiri tentang si Ekor Panjang?

Sumber: https://nationalgeographic.grid.id/
https://langitselatan.com