Menanam Padi Dengan Sistem Terasering

Beras menjadi makanan pokok lebih dari separuh penduduk Bumi. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), pada merupakan tanaman paling berharga kedua dan terbesar ketiga di dunia.

Salah satu cara memproduksi padi adalah dengan bercocok tanam di lahan perbukitan yang subur dan cukup sumber air untuk pengairan padi.

Bercocok tanam lahan perbukitan biasanya dengan sistem terasering, yaitu metode bercocok tanam dengan membangun “undakan” di lereng bukit dan gunung untuk digunakan sebagai lahan pertanian. Terasering dibuat untuk mengurangi kemiringan tanah menjadi sedikit datar. Daerah datar inilah yang akan mengelilingi perbukitan sehingga bisa ditanami. 

Bercocok tanam terasering ditemukan oleh suku Inca yang tinggal di pegunungan Amerika Selatan. Metode bercocok tanam ini memungkinkan penanaman tanaman di daerah perbukitan atau pegunungan. Yang kontur tanahnya landai dan curam. Daerah pengunungan biasanya melimpah sumber air dari perbukitan di atasnya. 

Saat ini, bercocok tanam terasering banyak digunakan oleh negara-negara di Asia yang merupakan penghasil padi seperti Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

Bahkan, sawah terasering yang ditemukan di Cordillera Filipina telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Begitu juga di Bali, Indonesia.

Selain untuk penanaman padi, sawah terasering juga digunakan untuk menanam padi, kentang, dan jagung. Bercocok tanam terasering juga umumnya digunakan di pulau-pulau seperti Kepulauan Canary, karena memiliki medan berbukit.

Bercocok tanam terasering dapat mencegah terkikisnya nutrisi tanah oleh hujan. Nutrisi tanah yang tetap baik, akan menghasilkan tanaman padi yang sehat dan subur.

1. Bagaimana cara bercocok tanam padi di area perbukitan dan pegunungan?
2. Apa nama organisasi yang mengurus pangan dunia?
3. Di mana saja terasering ditemukan di Asia?
4. Apa manfaat terasering bagi kesuburan tanah?