Legenda Dampo Awang
Akisah, ratusan tahun yang silam. Hiduplah seorang janda bersama dengan
empat orang putranya. Untuk dapat menghidupi keluarganya, janda itu bekerja
membanting tulang.
Hasilnya, putra-putranya menjadi dewasa dan berpendidikan
yang layak. Salah seorang putranya bernama Dampo Awang.
Pada suatu hari, keempat putra itu meminta izin kepada ibundanya agar
mereka diperbolehkan mengembara.
”Ibu, kami ingin sekali mengembara ke kota-kota yang jauh. Sejak kecil kami
ingin melaksanakan niat itu...,” kata mereka.
“Jangan kalian pergi, anak-anakku. Pertama, ibumu sudah tua. Kedua, aku
tidak mempunyai uang untuk mengongkosi perjalananmu.”
“Ibu tidak usah repot-repot memikirkan dan mencemaskan hidup kami di kota
kelak,” jawab mereka.
Pagi hari, sebelum berangkat meninggalkan rumahnya, si ibu yang tidak
dapat membekali uang memanggil anak-anaknya.
“Anak-anakku, Ibu tidak dapat membekali kalian uang. Masing-masing Ibu
beri sekeping pecahan sebuah piring,” kata si ibu kepada keempat anaknya
sambil menyerahkan pecahan piring yang disebut panjang.
“Jika ada di antara kalian yang berhasil dalam hidupmu dan menjadi kaya di
kota nanti, janganlah melupakan Ibu dan saudara-saudaramu. Pergunakanlah
pecahan piring ini untuk mengenal kembali saudara-saudaramu dengan jalan
mencocokkannya kembali.”
“Terima kasih, Ibu,” sahut Dampo Awang dan saudara-saudaranya. Sebelum
berangkat, keempat anak itu pun berjanji mematuhi pesan-pesan ibunya.
Dengan kepergian putra-putranya itu, si ibu hidup sendiri dengan merana.
Akhirnya, ia tak kuat lagi bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dalam keadaan
yang sukar ini, ia teringat kepada keempat putranya. Menurut pendengarannya,
mereka telah berhasil dalam usahanya dan telah menjadi orang-orang yang kaya
raya. Maka diputuskannyalah untuk mencari mereka ke kota. Dengan pakaian
dan sikap seperti seorang pengemis, akhirnya si ibu berhasil menemukan kembali
putra sulungnya.
“Ibu, mulai hari ini tinggallah bersama kami, Ibu,” kata anak sulungnya.
“Kasihan. Ibu tidak usah pergi ke mana-mana.”
“Tidak, saya masih ingin menemui adik-adikmu. Bagaimana keadaan mereka
sekarang?” jawab si ibu.
Akhirnya, dengan pertolongan anaknya yang sulung, si ibu berhasil juga
menemukan ketiga putra lainnya dengan jalan mencocokkan pecahan piring
pemberiannya dahulu. Namun, di antara putranya itu, yaitu Dampo Awang,
mengingkarinya.
“Dia bukan ibu saya, dia orang miskin, sedangkan saya kaya raya. Tidak
mungkin dia itu ibu saya,” kata Dampo Awang. “Saya malu mempunyai ibu seorang
pengemis seperti dia.”
“Jangan berkata begitu lancang,” kata si sulung kepada Dampo Awang. “Dia
sesungguhnya ibu kita, ibu yang melahirkan kita. Kita harus mengakuinya. Dia
ibu kandung kita.”
“Tidak, tidak, dia orang asing, bukan ibu kandung saya,” Dampo Awing terus
membantah , dan ia tetap tidak bersedia mengakuinya. Bahkan, dengan nada keji Dampo Awang berkata kepada ibu kandungnya, “Pergilah dari sini! Tinggalkan rumah saya ini,” katanya sambil menyiramkan air ke tubuh ibunya yang tua renta itu.
Dengan hati yang berat dan sedih, ibu yang malang itu diiringgi ketiga anaknya, meninggalkan rumah Dampo Awang yang durhaka.
“Anakku, badai dan angin topan akan menenggelamkan tubuhmu dan
kapalmu di lautan yang dalam dan luas. Engkau bersama dengan seluruh barang barangmu akan terkubur semuanya di lautan,” demikian sumpah si ibu.
Kemudian, ternyata apa yang diucapkan orangtua itu menjadi kenyataan. Pada
waktu Dampo Awang menumpang kapal dagangnya sesudah berdagang di tanah
seberang, kapalnya mengalami kecelakaan dan karam di tengah laut. la pun ikut
terbenam di dalam laut.
Dikutip dari: Cerita Rakyat dari Jawa Tengah, Grasindo.
Jawablah pertanyaan berikut!
- Berapa saudara kandung Dampo Awang?
- Mengapa si janda itu tidak mengizinkan putra-putranya pergi merantau?
- Apa yang diberikan janda kepada empat orang anaknya ketika hendak
pergi ke kota? - Apakah pesan janda itu kepada keempat anaknya?
- Setujukah kamu dengan perbuatan Dampo Awang? Mengapa?
- Apa makna ungkapan 'membanting tulang'?
- Siapa tokoh utama cerita?
- Apa pesan baik (amanat) pada cerita?
- Adakah konflik yang terjadi pada cerita? Sebutkan!
- Kita tidak boleh durhaka kepada ....
Komentar
Total jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Adapun pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah penduduk dan pengguna internet
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Dongeng Anak: Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih
Dongeng: Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng Melayu Indonesia yang berasal dari Riau. Kisah ini menceritakan tentang dua orang gadis kakak beradik yang me
Dongeng Nusantara: Kisah Malin Kundang, Anak yang Durhaka
1. Hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah yang tinggal bersama anak laki-lakinya, Malin Kundang Zaman dahulu kala ada sebuah cerita di sebuah perkampungan nelayan Pantai
Dongeng Timun Mas dan Raksasa, Cerita Rakyat Jawa Tengah
1. Hidup seorang janda bernama Mbok Srini yang kesepian dan mengharapkan kehadiran anak Dongeng Anak Nusantara: Timun Mas dan Raksasa© Disediakan oleh Popmama.com
Cerita Rakyat dan Perwatakannya
Cerita rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat atau di suatu daerah tertentu. Cerita rakyat bercerita tentang asal usul daerah, tempat
The Benefits of Reading | Manfaat Membaca
The Benefits of Reading Reading offers numerous benefits, both mental and emotional. Here are some key advantages: Mental Stimulation: Engaging with a good book keeps your brain activ
6 Cara Membangun Kebiasaan Membaca Buku, Pilih Topik Favorit
Mengetahui cara membangun kebiasaan membaca buku menjadi hal penting yang perlu diketahui. Terutama bagi kamu yang sudah berencana membaca lebih banyak buku memasuki tahun pelajaran bar
Si Kura-Kura yang Sombong
Ada seekor kura-kura yang sombong dan merasa dirinya lebih pantas terbang dibandingkan berenang di perairan. Ia jengkel karena memiliki tempurung keras yang membuat tubuhnya terasa
Motor Ini Cuma Butuh 1 Liter Buat Tempuh 90 Km
Mesin diesel umumya dipakai di kendaraan roda empat atau lebih, seperti truk juga sebagian besar tipe mobil bus. Tapi bukan berarti motor roda dua tak ada yang pernah punya
Bagian-Bagian Buku
Hai, Sobat 006! Buku adalah jendela dunia. Akan tetapi, banyak dari kita belum mengenal buku secara lebih dekat. Sangat sedikit orang yang suka baca buku. Menurut referensi, hany
Beda 'Kata' dan 'Kalimat'
Adakah sobat 006 masih bingung dalam membedakan antara "kata" dan "kalimat". Kata Mmerupakan satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi S-P-O-K (Subjek, Prediket, Objek,
1. 3 2. Karna dia sudah tua dan tidak mempunyai uang untuk mengongkosi pernjalanan keempat anaknya. 3. Sekeping pecahan sebuah piring. 4. Dia berpesan jika ada di antara keempat anaknya yang berhasil dalam hidup dan menjadi kaya di kota, dia tidak ingin keempat anaknya melupakan dia dan saudara-saudaranya dan dia berpesan untuk pergunakan pecahan piring agar dapat mengenal kembali saudara-saudaranya dengan jalan mencocokkannya. 5. Tidak, karena perilaku Dampo Awang adalah perilaku yang tercela selain itu Dampo Awang juga berkata kasar dengan ibunya. 6. Bekerja keras 7. Dampo Awang 8. Sebagai seorang anak janganlah durhaka kepada orang tua sebab orang tua lah yang telah berususah payah melahirkan dan membesarkan kita. 9. Ada, Dampo Awang yang malu dengan ibunya, Dampo Awang yang terus membantah dan tidak mengakui ibunya. 10. Orang tua terutama kepada ibu.