• SD NEGERI 006 BATAM KOTA
  • Belajar bahasa alam, bahasa manusia, dan bahasa komputer

Dongeng Timun Mas dan Raksasa, Cerita Rakyat Jawa Tengah

1. Hidup seorang janda bernama Mbok Srini yang kesepian dan mengharapkan kehadiran anak

Dongeng Anak Nusantara: Timun Mas dan Raksasa© Disediakan oleh Popmama.com
 

Alkisah di sebuah desa di daerah Jawa Tengah, hidup seorang janda paruh baya yang bernama Mbok Srini. Sejak ditinggal oleh suaminya beberapa tahun, ia hidup sebatang kara, ia pun juga tak memiliki anak.

Karena kesepian, ia sangat mengharapkan kehadiran seorang anak, namun sayangnya harapan itu pupus karena suaminya telah meninggal dunia.

Mbok Srini hanya dapat menunggu keajaiban untuk bisa memiliki anak. Ia berharap keajaiban terjadi padanya, dengan selalu berdoa siang dan malam kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar dapat diberikan anak.

2. Dalam mimpinya, datang raksasa yang menyuruhnya mengambil bungkusan di bawah pohon pesar di hutan

Pada suatu malam, harapan itu datang lewat mimpinya. Dalam mimpinya, Mbok Srini didatangi sesosok raksasa yang menyuruhnya pergi mengambil sebuah bungkusan di bawah pohon besar di hutan tempat biasanya ia mencari kayu bakar. Saat terbangun di pagi hari, Mbok Srini hampir tidak percaya dengan mimpinya semalam.

“Mungkinkah keajaiban akan benar-benar terjadi padaku?” Ia pun bertanya dalam hati dengan ragu.

Namun, Mbok Srini berusaha menghilangkan keraguan hatinya. Dengan penuh harapan, ia bergegas menuju ke hutan yang ditunjuk oleh raksasa itu. Setibanya di hutan, ia mencari bungkusan yang berada di bawah pohon besar.

3. Mbok Srini yang terkejut karena isi bungkusannya hanya sebutir biji timun

Namun ia justru sangat terkejut saat menemukan bungkusan yang dikiranya berisi seorang bayi, tetapi isinya hanyalah sebutir biji timun. Hatinya pun kembali bertanya-tanya.

“Apa maksud raksasa itu memberikanku sebutir biji timun?” ucap Mbok Srini dengan bingung.

Di tengah kebingungannya, tanpa disadari ada sesosok raksasa berdiri di belakangnya sambil tertawa terbahak-bahak.

“Ha… ha… ha…!” demikian suara tawa raksasa itu.

Mbok Srini pun terkejut sambil membalikkan badannya. Betapa terkejutnya ia karena raksasa itulah yang hadir dalam mimpinya. Ia pun menjadi ketakutan.

4. Mbok Srini yang ketakutan bertemu raksasa dan membuat perjanjian dengannya

“Ampun, Tuan Raksasa! Jangan memakanku! Aku masih ingin hidup,” Mbok Srini memohon dengan muka pucat.

“Jangan takut, hai perempuan tua! Aku tidak akan memakanmu. Bukankah kamu menginginkan seorang anak?” tanya raksasa itu.

“Be… benar, Tuan Raksasa!” jawab Mbok Srini dengan gugup.

 

“Kalau begitu, segera tanam biji timun itu! Nanti kamu akan mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi, ingat! Kamu harus menyerahkan anak itu kepadaku saat ia sudah dewasa. Karena anak itu akan kujadikan santapanku,” ujar raksasa itu.

Karena begitu besar keinginannya untuk memiliki anak, tanpa sadar Mbok Srini menjawab, “Baiklah, Raksasa! Aku bersedia menyerahkan anak itu kepadamu.”

5. Ia pun menanam biji timun dan merawatnya dengan baik, saat membelah buah timun ia pun terkejut

Setelah Mbok Srini selesai memberikan kesediaannya, raksasa itu pun menghilang. Kemudian ia segera menanam biji timun itu di ladangnya. Dengan penuh harapan, setiap hari ia merawat tanaman itu dengan baik. Dua bulan kemudian, tanaman itu pun mulai berbuah. Namun anehnya, tanaman timun itu hanya berbuah satu.

 

Semakin hari buah timun menjadi semakin besar melebihi buah timun pada umumnya. Warnanya pun sangat berbeda, karena berwarna kuning keemasan. Ketika buah timun sudah masak, Mbok Srini memetiknya timun yang berat dengan susah payah ke gubuknya.

Betapa terkejutnya ia ketika membelah buah timun itu. Ia melihat seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Saat akan menggendongnya, bayi itu tiba-tiba menangis.

“Ngoa… ngoa… ngoa… !!!” demikian suara bayi itu.

6. Timun Mas sangat disayangi Mbok Srini dan tumbuh menjadi perempuan cantik yang cerdas serta sifatnya yang baik

Alangkah bahagianya hati Mbok Srini mendengar suara tangisan bayi yang sudah lama dirindukannya itu. Ia pun memberi nama bayi itu Timun Mas.

“Cup… cup… cup..!!! Jangan menangis anakku sayang… Timun Mas!” hibur Mbok Srini.

Perempuan paruh baya itu tak dapat menyembuyikan kebahagiaannya. Hingga air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Perasaan bahagia itu membuatnya lupa dengan janjinya bahwa dia akan memberikan bayi itu kepada raksasa suatu saat kelak.

Ia merawat dan mendidik Timun Mas dengan rasa kasih sayang hingga tumbuh menjadi perempuan yang cantik. Mbok Srini sangat bangga, karena selain cantik, Timun Mas juga memiliki kecerdasan yang luar biasa dan sifatnya yang baik. Oleh karena itu, ia sangat sayang kepadanya.

7. Mbok Srini sedih karena kembali didatangi oleh raksasa dalam mimpi yang memberi pesan akan menjemput Timun Mas

Suatu malam, Mbok Srini kembali bermimpi didatangi oleh raksasa yang memberi pesan kepadanya bahwa seminggu lagi ia akan datang menjemput Timun Mas. Sejak itu, ia selalu duduk termenung seorang diri.

Hatinya pun menjadi sedih, karena ia akan berpisah dengan anak yang sangat disayanginya. Ia baru menyadari bahwa raksasa itu ternyata adalah raksasa yang jahat, karena Timun Mas akan dijadikan santapannya!

Melihat Mbok Srini sering duduk termenung, Timun Mas pun bertanya-tanya dalam hati. Suatu sore, Timun Emas memberanikan diri untuk menanyakan kegundahan hati yang dirasakan oleh ibunya.

“Bu, mengapa akhir-akhir ini Ibu selalu tampak sedih?” tanya Timun Mas.

8. Karena didesak, akhirnya Mbok Srini menceritakan asal usul Timun Mas yang dirahasiakan selama ini

Sebenarnya Mbok Srini tidak ingin menceritakan penyebab kegundahan hatinya, karena dia tidak ingin anaknya itu ikut bersedih. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun menceritakan asal-usul Timun Mas yang dirahasiakan selama ini.

“Maafkan Ibu, Anakku! Selama ini Ibu merahasiakan sesuatu kepadamu,” kata Mbok Srini dengan wajah sedih.

 

“Rahasia apa, Bu?” tanya Timun Mas penasaran.

“Ketahuilah, Timun Mas! Sebenarnya, kamu bukanlah anak kandung Ibu yang lahir dari rahim Ibu.” Jawab Mbok Srini

Belum selesai ibunya bicara, Timun Mas tiba-tiba menyela.

“Apa maksud, Ibu?” tanya Timun Mas.

9. Timun Mas yang kaget dan tidak mau berpisah dengan Mbok Srini, akhirnya ia pun mencari cara

Mbok Srini pun menceritakan semua rahasia tersebut hingga mimpinya semalam bahwa sesosok raksasa akan datang menjemput anaknya itu untuk dijadikan santapan. Mendengar cerita itu, Timun Mas menjadi kaget seolah-olah tidak percaya.

“Aku tidak mau ikut bersama raksasa itu. Aku sangat sayang kepada Ibu yang telah mendidik dan membesarkan Timun,” kata Timun Mas.

Mendengar perkataan Timun Mas, Mbok Srini kembali termenung. Ia mencari cara agar anaknya selamat agar tidak menjadi santapan raksasa itu. Sampai pada hari yang telah dijanjikan oleh raksasa itu, Mbok Srini belum juga menemukan jalan keluar. Hatinya pun mulai cemas. Dalam kecemasannya, tiba-tiba ia menemukan sebuah akal.

10. Timun Mas berpura-pura sakit agar Mbok Srini bisa mengulur waktu untuk mencari cara anaknya dapat selamat

Ia menyuruh Timun Mas agar berpura-pura sakit. Dengan begitu, raksasa tidak akan mau menyantapnya. Saat matahari mulai senja, raksasa itu pun mendatangi gubuk Mbok Srini.

“Hai, Perempuan Tua! Mana anak itu? Aku akan membawanya sekarang,” pinta raksasa itu.

“Maaf, Tuan Raksasa! Anak itu sedang sakit keras. Jika kamu menyantapnya sekarang, tentu dagingnya tidak enak. Bagaimana kalau tiga hari lagi kamu datang kemari? Saya akan menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu,” bujuk Mbok Srini yang mencoba mengulur waktu hingga ia menemukan cara agar Timur Mas bisa selamat.

“Baiklah, kalau begitu! Tapi, kamu harus berjanji akan menyerahkan anak itu kepadaku,” kata raksasa itu.

11. Mbok Srini kembali menemukan cara untuk menyelamatkan Timun Mas dari raksasa dengan meminta bantuan

Setelah Mbok Srini berjanji, raksasa itu pun menghilang. Mbok Srini kembali bingung untuk mencari cara lain. Akhirnya, ia menemukan cara yang untuk dapat menyelamatkan anaknya dari raksasa. Ia akan meminta bantuan kepada seorang pertapa yang tinggal di sebuah gunung.

“Anakku! Besok pagi-pagi sekali Ibu akan pergi ke gunung untuk menemui seorang pertapa. Dia adalah teman almarhum suami Ibu. Barangkali dia dapat membantu kita untuk menghentikan niat jahat raksasa itu,” ungkap Mbok Srini.

“Benar, Bu! Kita harus membinasakan raksasa itu. Karena aku tidak mau menjadi santapannya,” jawab Timun Mas.

12. Pada keesokan harinya, Mbok Srini bertemu dengan pertapa di gunung untuk meminta bantuan

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, berangkatlah Mbok Srini ke gunung itu. Sesampainya di sana, ia langsung menemui pertapa itu dan menyampaikan maksud kedatangannya.

“Maaf, Tuan Pertapa! Maksud kedatangan saya kemari ingin meminta bantuan kepada Tuan,” kata Mbok Srini.

“Apa yang bisa kubantu, Mbok Srini?” tanya pertapa itu.

Mbok Srini pun menceritakan masalah yang sedang dihadapi anaknya. Mendengar cerita Mbok Srini, pertapa itu pun bersedia membantu.

“Baiklah, tunggu di sini sebentar!” ujar  pertapa itu seraya berjalan masuk ke dalam ruang rahasianya.

13. Sang Pertapa memberikan empat buah bungkusan kecil yang berisi senjata untuk melawan raksasa

Tak berapa lama, pertapa itu kembali sambil membawa empat buah bungkusan kecil, lalu menyerahkannya kepada Mbok Srini.

“Berikanlah bungkusan ini kepada anakmu. Keempat bungkusan ini masing-masing berisi biji timun, jarum, garam dan terasi. Jika raksasa itu mengejarnya, suruh sebarkan isi bungkusan ini!” jelas pertapa itu. 

Setelah mendapat penjelasan itu, Mbok Srini pulang membawa keempat bungkusan tersebut. Setiba di gubuknya, Mbok Srini menyerahkan keempat bungkusan itu dan menjelaskan tujuannya kepada Timun Mas. Kini, hati Mbok Srini mulai agak tenang, karena anaknya sudah mempunyai senjata untuk melawan raksasa itu.

14. Raksasa yang kembali datang untuk menagih janjinya, Mbok Srini kemudian menyuruh Timun Mas keluar gubuk

Dua hari kemudian, Raksasa itu pun datang untuk menagih janjinya kepada Mbok Srini. Ia sudah tidak sabar lagi ingin membawa dan menyantap daging Timun Mas.

“Hai, perempuan tua! Kali ini kamu harus menepati janjimu. Jika tidak, kamu juga akan kujadikan santapanku!” ancam raksasa itu.

Mbok Srini tidak gentar lagi menghadapi ancaman itu. Dengan tenang, ia memanggil Timun Mas agar keluar dari dalam gubuk. Tak berapa lama, Timun Emas pun keluar lalu berdiri di samping ibunya.

“Jangan takut, Anakku! Jika raksasa itu akan menangkapmu, segera lari dan ikuti petunjuk yang telah kusamapaikan kepadamu,” Mbok Srini membisik Timun Mas.

“Baik, Bu!” jawab Timun Mas.

15. Timun Mas berlari sekencang-kencangnya karena dikejar oleh raksasa, ia pun mengeluarkan senjata pertama

Melihat Timun Mas yang benar-benar sudah dewasa, rakasasa itu semakin tidak sabar ingin segera menyantapnya. Ketika ia hendak menangkapnya, Timun Mas segera berlari sekencang-kencangnya. Raksasa itu pun mengejarnya. Tak ayal lagi, terjadilah kejar-kejaran antara makhluk raksasa itu dengan Timun Mas.

Setelah berlari jauh, Timun Mas mulai kecapaian, sementara raksasa itu semakin mendekat. Akhirnya, ia pun mengeluarkan bungkusan pemberian pertapa itu.

Pertama-tama Timun Mas menebar biji timun yang diberikan oleh ibunya. Sungguh ajaib, hutan di sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi ladang timun. Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan melilit seluruh tubuh raksasa itu. Namun, raksasa itu mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas.

16. Timun Mas mengeluarkan dua senjata lainnya dan raksasa jahat masih mengejarnya dengan mudah

Timun Emas pun segera melemparkan bungkusan yang berisi jarum. Dalam sekejap, jarum-jarum tersebut berubah menjadi rerumbunan pohon bambu yang tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu melewatinya dan terus mengejar Timun Mas, walaupun kakinya berdarah-darah karena tertusuk bambu tersebut.

Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam lalu menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya dengan mudah.

Timun Emas pun mulai cemas, karena senjatanya hanya tersisa satu. Jika senjata tersebut tidak berhasil melumpuhkan raksasa itu, maka tamatlah riwayatnya.

17. Akhirnya dengan senjata terakhir, raksasa pun terkalahkan dan Timun Mas kembali menuju menemui Mbok Srini

Dengan penuh keyakinan, ia pun melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. Seketika itu pula, tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba menjelma menjadi lautan lumpur yang mendidih. 

Alhasil raksasa itu terkalahkan karena tercebur ke dalam lautan lumpur dan tewas seketika. Maka selamatlah Timun Emas dari kejaran dan santapan raksasa itu.

Dengan sekuat tenaga, Timun Mas berjalan menuju ke gubuknya untuk menemui ibunya. Melihat anaknya selamat, Mbok Srini pun langsung berucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak itu, Mbok Srini dan Timun Mas hidup berbahagia.

Nah itulah dongeng Timun Mas, kisah di atas dapat menjadi pelajaran bagi anak untuk selalu ingat bahwa orang yang punya niat jahat seperti raksasa, akhirnya akan mendapatkan celaka. 

Selain itu, mengingatkan anak segala rintangan dalam hidup dapat diselesaikan dengan baik jika dilakukan dengan usaha dan kerja keras.

TERIMA KASIH

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Dongeng Anak: Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih

Dongeng: Cerita Rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih merupakan dongeng Melayu Indonesia yang berasal dari Riau. Kisah ini menceritakan tentang dua orang gadis kakak beradik yang me

14/11/2024 08:02 - Oleh Admin - Dilihat 6 kali
The Ant and The Grasshopper (Cerita Semut dan Belalang)

Once there was a grasshopper who spent the whole summer singing and playing without a care in the world. While the grasshopper had fun, his neighbors, the ants, were busy gathering fo

09/11/2024 06:25 - Oleh Admin - Dilihat 94 kali
Dongeng Nusantara: Kisah Malin Kundang, Anak yang Durhaka

1. Hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah yang tinggal bersama anak laki-lakinya, Malin Kundang   Zaman dahulu kala ada sebuah cerita di sebuah perkampungan nelayan Pantai

07/11/2024 08:10 - Oleh Admin - Dilihat 59 kali
Buku Cerita : MAMA AKU BUKAN DIA

Namanya Lianne. Ibunya menuntut agar Lianne pintar matematika seperti Albert. Saat Ibu Lianne melihat Giffari yang lincah dalam bermain basket. Ibunya juga ingin Lianne seperti&nbs

02/11/2024 10:40 - Oleh Admin - Dilihat 138 kali
Buku Cerita: Kau Sedang Apa, Lala?

Kau sedang apa, Lala?  "Aku sedang membuat sesuatu," Jawab lala Sesuatu apa? Lala tak menjawab.Lala mulai sibuk.Lala terus membuat ... Selengkapnya dapat dibaca pada LINK: 

26/10/2024 09:59 - Oleh Admin - Dilihat 120 kali
E-Pustaka: 5 Dongeng Anak Dunia

Buku ini baik dibaca di waktu hendak tidur atau moment libur keluarga. Mengingat banyaknya manfaat, value, pesan moral, bahkan hiburan yang dapat diterima anak dimasa hausnya anak aka

18/10/2024 19:06 - Oleh Admin - Dilihat 147 kali
E-Pustaka: Bayi Gajah Belajar Minum

Bayi gajah berjalan sendirian di dalam hutan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ia merasa haus. Bayi gajah tiba di tepi sebuah sungai seorang diri. Gajah belum pernah minum se

12/10/2024 18:37 - Oleh Admin - Dilihat 181 kali
3 Buku Petualangan Bergambar Seru

Buku pertama: Chanri dan Boipelo bertualang mengelilingi Afrika Selatan, sebuah negera maju di Benua Afrika. Sobat akan menemukan banyak nama provinsi dan ibukotanya. Selain itu,

04/10/2024 07:12 - Oleh Admin - Dilihat 222 kali
Buku Cerita: Amara dan Pohon Ajaib

Amara sedang berjalan-jalan menyusuri taman. Pohon-pohon di taman itu berdaun hijau dan sehat. Namun, ada satu pohon yang berdaun cokelat dan kering. Pohon itu nampak kehausan dan minta

27/09/2024 22:25 - Oleh Admin - Dilihat 332 kali
Buku Bacaan Untuk Anak Kelas 1-6 : MARI BERJUALAN

Sekolah Mima menggelar Hari Berjualan. Mima dan teman-temannya belajar berjualan. Mima menjual grontol jagung, makanan kesukaannya. Tapi, Mima belum terlalu mengerti cara menghitung u

21/09/2024 10:26 - Oleh Admin - Dilihat 233 kali