Kisah Abu Nawas dan Telur Unta yang Bisa Sembuhkan Sakit Raja
INILAH kisah Abu Nawas dan telur unta yang Bisa menyembuhkan sakit Baginda Raja. Bermula ketika Raja merasakan sakit di seluruh bagian tubuhnya. Untuk berjalan terasa berat hingga akhirnya ia memanggil tabib istana untuk mengobatinya, tapi ternyata hasilnya nihil.
Lantaran tabib istana sampai ahli kesehatan sepenjuru negeri tidak bisa mengobati, akhirnya Baginda Raja membuat sayembara untuk para tabib agar bisa menyembuhkan penyakitnya. Barang siapa yang bisa mengobati penyakitnya akan diberi hadiah uang emas yang banyak.
Sayembara tersebut pun menyebar. Banyak para tabib yang akhirnya ambil bagian mengadu nasib untuk mengobati bagianda raja. Abu Nawas yang mendengar sayembara itu pun tertarik untuk mencobanya. Padahal, ia sama sekali tak mempunyai kemampuan mengobati penyakit.
Hari yang ditunggu pun tiba. Abu Nawas menghadap Raja untuk mencoba mengobatinya. "Hai Abu Nawas, rupanya engkau ikut pula dalam sayembara yang kuadakan ini," kata Raja seperti dilansir kanal YouTube Al Fathan.
"Benar, Baginda Raja," jawab Abu Nawas.
"Apa kau bisa mengobati penyakitku ini?" tanya Baginda Raja.
"Hamba akan mencobanya, Baginda Raja. Hamba akan mencoba menerapkan cara-cara yang belum pernah dilakukan tabib lainnya," ucap Abu Nawas meyakinkan.
Ia kemudian meminta Baginda Raja untuk menerangkan penyakit apa yang diderita agar bisa memberikan tindak lanjut. Baginda Raja pun menerangkan jika tubuhnya terasa nyeri, tangan dan kakinya terasa pegal-pegal.
Setelah memeriksa, Abu Nawas tidak langsung mengobati, ia meminta waktu dua hari kepada Baginda Raja untuk meramu resep obat terbaik.
Di bawah pohon yang rindang, ia terus berpikir resep untuk sang Raja. Maklum saja, Abu Nawas bukan tabib sehingga bingung harus memberikan resep apa.
Sambil duduk dan berpikir, dari kejauhan dia melihat seorang kakek tua yang masih sibuk sendirian memetik buah-buahan di kebun kurma. Abu Nawas yang heran langsung mendekati kakek tersebut.
Setelah bercakap-cakap dengan kakek tersebut, Abu Nawas mendapat jawaban jika kakek itu menjadikan aktivitas memetik buah sebagai kesibukan. Jika tidak ada kesibukan, si kakek malah merasa badannya pegal-pegal. Dari pertemuan itu, Abu Nawas menemukan penyebab sakit Baginda Raja.
Esok harinya, Abu Nawas menghadap Baginda Raja. "Hai Abu Nawas, belum dua hari kau sudah menghadapku, mana obat untukku?" tanya Baginda Raja.
"Maaf, Baginda Raja. Kali ini hamba datang belum membawa obat yang dapat Baginda minum, sebab obat yang bisa sembuhkan Baginda hanya telur unta. Baginda harus cari telur itu sendiri karena jika tidak dicari sendiri, maka khasiatnya akan hilang," terang Abu Nawas.
"Kalau itu yang kau sarankan, baiklah aku akan segera mencarinya," jawab Baginda Raja.
Dengan sekuat tenaga Baginda Raja coba mencari telur unta di pasar. Para pedagang pun terheran. Bukankan unta itu beranak, bukan bertelur? Tapi mereka tidak berani mengatakan hal itu sebab yang mencari baginda Raja.
Setelah berkeliling kota dan tidak menemukan satu pun penjual telur unta, Baginda Raja bertemu seorang nenek yang menjelaskan jika unta tidak bertelur tapi beranak. Raja lantas sadar jika ia baru dibohongi oleh Abu Nawas.
Sampai di istana, Baginda Raja merasa kelelahan setelah perjuangan panjang mencari telur unta dengan berjalan. Ia akhirnya tertidur pulas karena capek yang diderita.
Esok harinya Baginda Raja tampak segar bugar dan anehnya sakit yang diderita hilang. Ia lalu menyuruh para pengawal untuk meminta Abu Nawas menghadapnya. Tidak lama kemudian Abu Nawas datang.
"Bagaimana Baginda Raja, apakah telah menemukan telur unta yang hamba anjurkan?" tanya Abu Nawas setelah memberikan salam kedatangan.
"Rupanya engkau telah mempermainkanku, ya?" ucap Baginda Raja dengan marah.
"Apa yang Baginda maksud?" ujar Abu Nawas.
"Engkau menyuruhku mencari telur unta, padahal unta tidak bertelur, tapi beranak," terang Baginda Raja.
Abu Nawas kemudian menceritakan pertemuannya dengan seorang kakek sampai memperoleh hikmah jika anggota badan yang tidak pernah digerakkan akan membuat orang sakit.
Pengalaman itulah yang ingin diterapkan Abu Nawas kepada Baginda Raja supaya tidak hanya memerintah tetapi juga bergerak.
"Tentu saja Baginda tidak akan menemukan telur unta, sebab tidak akan mungkin ada unta yang bertelur. Tapi bukankan Baginda sekarang sudah merasa lebih enakan?" tanya Abu Nawas setelah memberikan penjelasan.
"Benar! Apa yang kau katakan itu benar Abu Nawas," jawab Baginda Raja yang tidak lagi marah mendengar jawaban Abu Nawas.
"Bahkan, aku semalaman dapat tidur dengan pulas sekali," lanjutnya.
"Kalau begitu, betul jika ada pepatah yang mengatakan, 'Tidak ada kelezatan kecuali setelah kepayahan'," sahut Abu Nawas.
Mendengar hal itu, Baginda Raja pun tertawa dan geleng-geleng kepala atas kecerdikan Abu Nawas. Wallahu a'lam.
- Ternyata tubuh Raja terasa nyeri, tangan dan kakinya terasa pegal-pegal karena kurang...
- Siapakah tokoh dalam cerita dan bagaimana sifat tokoh tersebut?
- Di mana latar cerita berlangsung?
- Apa masalah yang terjadi?
- Bagaimana masalah itu diselesaikan?
- Apa pesan (amanat) dari cerita tersebut?
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
The Ant and The Grasshopper (Cerita Semut dan Belalang)
Once there was a grasshopper who spent the whole summer singing and playing without a care in the world. While the grasshopper had fun, his neighbors, the ants, were busy gathering fo
Dongeng Nusantara: Kisah Malin Kundang, Anak yang Durhaka
1. Hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah yang tinggal bersama anak laki-lakinya, Malin Kundang Zaman dahulu kala ada sebuah cerita di sebuah perkampungan nelayan Pantai
Dongeng Timun Mas dan Raksasa, Cerita Rakyat Jawa Tengah
1. Hidup seorang janda bernama Mbok Srini yang kesepian dan mengharapkan kehadiran anak Dongeng Anak Nusantara: Timun Mas dan Raksasa© Disediakan oleh Popmama.com
Si Kura-Kura yang Sombong
Ada seekor kura-kura yang sombong dan merasa dirinya lebih pantas terbang dibandingkan berenang di perairan. Ia jengkel karena memiliki tempurung keras yang membuat tubuhnya terasa
Kebaikan Rogu Si Kura-Kura
Sore itu, Keke si kucing berjalan terseok-seok. Tidak lama kemudian, Keke berhenti. Keke duduk di bawah bangku taman. Keke bersedih tidak bisa pulang. Rogu si kura-kura datang menghampi
Tukang Koran
Enam tahun yang lalu, ayah Darman meninggal. Kini Darman menjadi yatim. Ayahnya meninggal karena kecelakaan lalu lintas, la mempunyai dua orang adik yang masih kecil- kecil, yang satu
Kelinci Kecil dan Burung Pipit
Penulis: Desri M. Putri “Aduh, sakit!” Suara Kelinci Kecil menggelegar di sudut kebun Pak Rusa. Wajahnya tampak seputih kapas dan titik-titik air mulai membanjiri matanya.
DARMAN DAN DARMIN Cerita Rakyat dari DKI Jakarta
Dahulu kala, di suatu daerah di Jakarta, tinggallah saudagar kaya bernama Pak Salim. Dia terkenal sebagai tuan tanah. Pak Salim mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Darman d
CERPEN: Sayur Asem dari Kebun Kakek
Sttt… jangan berisik dan jangan bergerak. Ada yang datang!” komando Bubu si jepan alias labu siam yang menggantung di kerangka bambu. Tubuhnya gemuk dan matang. Labu-labu
CERPEN: PERSAHABATAN IKAN HIU DAN IKAN REMORA
Di kedalaman laut biru nan luas, seekor hiu pembunuh berhasil menangkap seekor ikan remora kecil. Namun sebelum Hiu menelannya, Ikan Remora memohon padanya,”Tolong jangan makan ak
sudah pak