Cara Tingkatkan Soft Skill Anak untuk Dukung Masa Depannya
Ada banyak keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang anak. Misalnya saja, keterampilan non-teknis alias soft skills yang baik, akan membantu kehidupan anak di masa yang akan datang.
Soft skills adalah keterampilan yang berkaitan dengan perilaku manusia atau ada hubungannya dengan orang lain. Biasanya terkait kreativitas, emosional, kemampuan beradaptasi, hingga kehidupan sosial.
Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener menjelaskan, soft skills merupakan hal penting bagi seorang anak. Keterampilan ini membuat anak tumbuh menjadi sosok yang percaya diri, memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, hingga bangga dengan dirinya sendiri.
“Nantinya, (soft skills) tersebut bisa menunjang ketika dia dalam proses pembelajaran di sekolah atau proses akademiknya. Selain itu, dia juga jadi tidak malu untuk bertanya, punya rasa penasaran yang tinggi, dan hard skills-nya akan muncul dengan sendirinya karena ada keinginan dalam dirinya,” ujar Samanta dalam acara Launching Curiookids Indonesia, Kamis (9/11).
Samanta menyebut ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan agar soft skills anak berkembang, di antaranya:
1. Kontrol Emosi
Mengontrol emosi merupakan hal yang penting. Samanta mengatakan orang tua harus mengajari anak-anaknya mengontrol emosi.
"Kita kasih tahu dulu ke anak, ‘Kamu ngerasa kecewa? Kamu ngerasa frustasi karena tidak bisa ngerjain soal atau mainan ini?’ Itu membuat anak sadar terhadap emosi yang dirasakan,” ujar Samanta.
Kemudian untuk anak usia di bawah 5 tahun, orang tua bisa mengajak mereka untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti, main slime atau hanya sekadar menarik napas dalam-dalam.
"Kalau anak di atas lima tahun biasanya sudah tahu apa yang bikin dia tenang, misalnya, ‘Aku mau dipeluk’ ya sudah kita peluk,” imbuh Samanta.
2. Diskusi
Apabila anak sudah mampu mengendalikan emosi, orang tua bisa mengajak anak diskusi. Ajak anak bicara dimulai dengan hal-hal ringan. Kemudian ajak mereka ngobrol tentang kondisinya.
“Kita ajak dia berdiskusi untuk membuat mereka semakin menyadari dan tahu kapasitas emosi mereka saat ini sudah di level mana untuk mengelola emosinya sendiri,” jelasnya.
3. Ajari Kemandirian
Saat mengajak anak untuk bicara, Anda bisa bertanya tentang hal apa yang bisa membuat mereka tenang ketika sedang marah. Apabila mereka sudah menemukan jawabannya, Anda bisa memintanya melakukan hal tersebut saat mereka sedang marah. Dengan begitu, Anda sudah mengajari sedikit tentang kemandirian.
“Tanyakan kepada anak solusi apa yang akhirnya bisa membuat mereka tenang supaya nanti mereka bisa menenangkan emosinya sendiri. Nah, itu membuat anak menjadi lebih mandiri,” ujar Psikolog Samanta.
Sumber: https://www.msn.com/id
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Cara Mengelola Emosi Yang Tidak Stabil
Emosi adalah perasaan intens (berkobar tinggi) yang muncul sebagai respons dari situasi atau stimulasi (rangsangan) tertentu. Emosi yang tidak stabil dapat merugikan diri sendi
Tips Mendidik Anak Cerdas, Panduan Praktis untuk Orang Tua
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berbakat. Namun, mendidik anak agar cerdas tidak melulu soal memberikan pelajaran yang banyak dan ber
Tips Menyiapkan Kesehatan Mental Anak Kembali Ke Sekolah
Mempersiapkan anak-anak untuk kembali ke sekolah sering kali berarti berbelanja banyak kebutuhan seperti; buku, tas, sepatu, baju seragam baru sampai memotong rambut si buah hati untuk
Cara Deteksi Dini Anak Cerdas Istimewa atau Gifted Children, Mulai Dilihat dari Segi Kebiasaannya
Anak cerdas istimewa (gifted children) sering kali mendapat label negatif karena memiliki karakter khusus yang berbeda dengan teman sebayanya. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sura