
Pak Tino Sidin di Google Doodle Hari Ini, Pelukis yang Pernah Jadi Gerilyawan
Bila membuka mesin pencarian Google di hari ini ada yang spesial. Google Doodle merayakan hari kelahiran Pak Tino Sidin, seorang pelukis dan guru gambar yang terkenal di era 70-90an berkat program acara 'Gemar Menggambar' di stasiun televisi TVRI.
Pak Tino lahir di Tebing Tinggi, Sumatera Utara pada 25 November 1925 dan wafat di Jakarta pada 29 Desember 1995 di usia 70 tahun.
Pak Tino semasa hidupnya selalu mengajak anak-anak untuk berani menggambar. Beliau pun punya trik menggambar yang sangat khas yaitu diawali menggambar garis lurus atau garis lengkung terlebih dulu, hingga akhirnya terbentuk objek.
Bahkan hingga kini, kita masih bisa melihat karya, memorabilia, hingga buku-buku gambar milik Pak Tino di Museum Taman Tino Sidin di Jalan Tino Sidin 297 Kadipiro, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Sebelum pandemi, anak-anak bisa mengikuti kelas menggambar di Taman Tino Sidin dan belajar teknik menggambar mudah dan menyenangkan ala Pak Tino.
Meski jumlah pengunjung ke Taman Tino Sidin masih dibatasi selama pandemi ini, tapi di museum tersebut pengunjung juga masih bisa belajar melukis dengan metode Pak Tino.
Pak Tino Ternyata Pernah Membuat Propaganda Anti Belanda dan Bergerilya
Mengutip kisah perjalanan Pak Tino di laman www.tamantinosidin.net, Pak Tino sebenarnya bukan hanya dikenal sebagai juru gambar saja. Pak Tino adalah pejuang kemerdekaan, aktif di kepanduan, palang merah, art director beberapa film, pemain film, penulis, serta guru kebatinan yang dekat dengan Bung Karno dan Pak Harto.
Pak Tino sejak kecil sangat suka menggambar dan belajar secara otodidak. Karya Pak Tino mulai tampak kiprahnya sejak zaman pendudukan Jepang. Bakat alamiah seorang Tino Sidin ditemukan tanpa sengaja oleh tentara Jepang ketika menggambar di pasir. Ia kemudian diangkat sebagai pembuat poster propaganda Jepang dengan jabatan Kepala Bagian Poster Jawatan Penerangan di Tebing Tinggi pada 1944.
Pasca kemerdekaan, Tino Sidin bersama Daoed Joesoef dan Nasjah Djamin mendirikan Kelompok Angkatan Seni Rupa Indonesia di Medan. Di sini Tino juga aktif di kepanduan dan kepalangmerahan.
Tahun 1946, Tino Sidin pindah ke Yogyakarta. Melukis atau membuat sketsa, membuat propaganda anti Belanda, sekolah, bergerilya dan aktif di kepanduan adalah kesehariannya.
Pada Februari 1949, Tino ke Jakarta dengan bergabung Batalyon X Divisi Siliwangi. Long march bersejarah ini terekam dalam sketsa-sketsa (dimana kumpulan sketsa ini pernah diserahkan kepada Komandan Pasukan Siliwangi, tetapi ditolak karena dianggap sebagai lukisan yang belum jadi).
Tahun 1951, Tino Sidin kembali ke Tebing Tinggi untuk mempersunting Nurhayati dan menjadi guru olahraga di Taman Dewasa (SMP) Tamansiswa, setahun kemudian mereka pindah ke Binjai. Di kota inilah karir melukis Tino Sidin mulai dikenal dengan nama Tino’S.
Tahun 1961, Tino Sidin kembali ke Yogyakarta setelah mendapat tawaran bea siswa di Akademi Seni Rupa Indonesia. Setahun kemudian, istri dan anak-anak beliau boyong ke Yogyakarta.
Menjadi Guru Gambar
Perjalanan karir Pak Tino di TVRI dimulai dari sanggar lukis anak Kelompok Seni Sono yang didirikan Ny. Larasati Suliantoro Sulaiman dan Ny. Boldwin. Saat itu, Pak Tino dipercaya sebagai pengasuh sanggar lukis tersebut di tahun 1968.
Pada tahun 1969, TVRI Yogyakarta mengundang Pak Tino untuk mengisi acara ‘Gemar Menggambar’. Lambat laun metode dan cara menggambar Pak Tino mulai menjadi 'virus positif' di kalangan anak-anak. Acara ini berlangsung hingga tahun 1978. Gemar Menggambar kemudian berpindah ke stasiun TVRI Pusat mulai 1979 hingga 1989.
Pada tahun 1972, Pak Tino terlibat dalam pembuatan film layar lebar ‘Sisa-sisa Laskar Pajang’ sebagai Art Director. Selain film tersebut, ia terlibat pula dalam film ‘Api di Bukit Menoreh’ (art director) dan ‘Nakalnya Anak-anak’ (aktor).
Pada tahun 1979 Pak Tino kembali ke Jakarta untuk tugas negara sebagai penatar guru gambar nasional serta mengisi acara ‘Gemar Menggambar’ di TVRI Pusat. Di Jakarta beliau juga mengasuh sanggar-sanggar gambar di seantero Jakarta. Sanggar-sanggar inilah cikal bakal berdirinya Taman Tino Sidin.
Pak Tino Sidin juga seorang penulis dan menghasilkan komik dewasa di tahun 1953 ‘Harimau Gadungan’ dan ‘Kalau Ibuku Pilih Menantu’. Komik anak-anak seperti ‘Anjing’, ‘Bandung Lautan Api’, ‘Bawang Putih Bawang Merah’, ‘Ibu Pertiwi’, ‘Serial Pak Kumis’, ‘Membalas Jasa’ dan beberapa judul lainnya. Di samping komik, juga ada buku cerita seri mewarnai bertajuk ‘Membaca Mewarnai Merakit’.
Ada pula buku mengambar bagi anak-anak seperti Gemar Menggambar Bersama Pak Tino Sidin (Kanisius 1975), Ayo Menggambar (Balai Pustaka) dan Menggambar dengan Huruf (Karya Unipress 1992) yang menjadi buku paling efektif dalam pola pengajaran menggambar.
Sepanjang menjadi guru gambar, Pak Tino dikenal dengan ‘reward statement’-nya ‘Ya … Bagus’ 'Teruskan jangan takut-takut' untuk anak-anak yang telah mencoba menggambar sesuai keinginannya.
SELAMAT HARI GURU
Sumber; Pak Tino Sidin di Google Doodle Hari Ini, Pelukis yang Pernah Jadi Gerilyawan (msn.com)
Komentar
dedikasi seorang guru sungguh luar biasa selamat hari guru
Dedikasi seorang guru sungguh luar biasa Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa Selamat hari guru
Dedikasi seorang guru sangat luar biasa Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa Selamat hari guru
Dedikasi seorang guru sungguh luar biasa Selamat hari guru
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PENDIDIKAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER (9 PILAR)
Oleh : Desrina, S.Pd. 5 Tantangan Terbesar Era Pendidikan Indonesia. Perundungan (Bullying), kedisiplinan, digitalisasi pengaruhnya, peran orangtua, percaya diri anak. 3 uns
Apa Kebiasaan Orang Terkaya Dunia Ini?
Mengutip New Trader U, berikut adalah sepuluh kebiasaan sederhana Warren Buffett, orang yang termasuk terkaya di dunia, yang menjadi fondasi baginya untuk beralih dari kelas menengah
50 Contoh Soal Cerdas Cermat Isra Miraj 2025 Beserta Jawaban
Libur Isra Miraj 2025 jatuh pada Senin, 27 Januari 2025 di Indonesia. Libur nasional ini diapit oleh libur akhir pekan Sabtu-Minggu, 25-26 Januari 2025 serta cuti bersama-libur nasion
Kepanjangan TTD
Dilansir dari website Kemendikbud.go.id, Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Kelima, TTD. merupakan singkatan dari tertanda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tertanda memiliki arti s
Apa itu Litosfer dan Asal Katanya?
Litosfer sendiri terdiri dari 2 kata dalam bahasa Yunani, yaitu lithos dan sphere. Lithos memiliki arti batuan dan sphere berarti lapisan. Dengan k
Jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa saat Isra Mi'raj Nabi Muhammad
Jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang ditempuh oleh Rasulullah SAW saat melaksanakan Isra Mi'raj adalah ribuan kilometer. Kedua masjid tersebut memiliki arti sejarah yang amat me
Pembelajaran di Bulan Ramadhan 1446H / 2025M
Sobat Belajar 006, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Pembelajaran di Bulan
Bagian Ikan yang Tidak Boleh Dimakan
Dilansir dari 24.com.vn via SajianSedap.com, menurut Assoc. Prof. Dr. Nguyen Duy Thinh (Institute of Food and Biotechnology, Hanoi University of Science and Technology), usus ika
6 Negara yang Pernah Menjajah Indonesia, Kalian Harus Tahu!
Pada zaman dulu, para pahlawan yang bekerja sama dengan rakyat, berjuang luar biasa untuk mendapatkan kemerdekaan Nusantara. Dibalik itu, ada harta dan nyawa yang rela dikorbankan un
Jangan Hancurkan Kepercayaan Diri Anak dengan 5 Sikap Berikut
Kepercayaan diri penting bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak dan mengajarkan untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan diri. Namun, perilaku tert
Dedikasi seorang guru sangat luar biasa Guru adalah pahlawan tanpa jasa SELAMAT HARI GURU